Sabtu, 26 Juni 2010

Rumah Dosen Disatroni Maling • 117 Gram Emas Lenyap

Malang, Investigasi
Pasutri (pasangan suami istri) Kustamar (46), Dosen ITN Malang dan Ari Mukti (45), Karyawan PDAM Kota Malang, alamat Jl Simpang Sulfat Utara Blok IX/No.8, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing Kota Malang, Selasa (15/6) pukul 11.00 rumahnya didatangi dua bandit jalanan.
Saat itu, kedua bandit telah berhasil memperdayai pembantunya bernama Ike Utari (15), warga Desa Karangnongko, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang yang baru bekerja sebulan di rumah Kustamar.
Dua bandit yang mengaku sebagai tukang ukur kamar ini, berhasil mencuri perhiasan emas berupa 2 kalung, 3 gelang, 4 set giwang, 2 cicin kawin, 5 cincin dan liontin yang total seberat 117 gram. Peristiwa itu baru diketahui Ari Mukti (istri Kustamar), sekitar pukul 11.30, setelah ditelepon oleh Hening (8) anak bungsunya. Kemudian dia laporkan ke Polsekta Blimbing.
Menurut keterangan Ari Mukti, saat kejadian, dia dan suaminya sedang bekerja. Sedangkan ke 3 anaknya sekolah dan dirumah hanya ada Ike Utari, pembantu yang baru sebulan ini bekerja. “Sudah saya beritahu jangan memasukkan tamu, jika kita sedang tidak ada dirumah,” ujar Ari Mukti.
Sementara itu, menurut keterangan Ike Utari, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 11.00 rumah majikannya kedatangan 2 tamu yang mengendarai motor berboncengan . “Satunya memakai jaket dan satunya hanya memakai baju biasa. Keduanya tidak melepas helm standar yang dikenakan saat bertamu,” kata Ike.
Karena pintu pagarnya dikunci, seorang pelaku terus mengetuk-ngetuk pintu pagar. Saat Ike keluar, pelaku kemudian pura-pura menanyakan keberadaan majikannya.
”Bapak ada, kita tukang ukur almari dan kamar,” tanya salah seorang pelaku saat itu. Karena tidak ada, Ike pun menjelaskan bahwa kedua majikannya sedang bekerja.
Mendengar jawaban tersebut, pelaku kemudian mengeluarkan aksi tipu muslihatnya. ”Pelaku kemudian berpura-pura menelepon bapak (Kustamar). Setelah selesai menelepon, kemudian pelaku mengatakan bahwa dia sudah diijinkan Bapak untuk menunggu didalam rumah. Saat itu saya tidak curiga sama sekali,” ujar Ike.
“Setelah saya bukakan pintu pagar, kedua pelaku tersebut langsung masuk kedalam rumah dan meminta dibuatkan minuman teh dan kopi. Saat masuk kedalam rumah pelaku minta untuk ditunjukkan kamar majikan. Setelah saya tunjukan pelakupun masuk dalam kamar dan saya disuruh membuatkan teh dan kopi,” tuturnya.
Saat Ike sibuk didapur, pelaku juga sibuk didalam kamar. Mereka mencongkel almari dan berhasil mengambil perhiasan emas dari 2 cawan perhiasan. Diduga setelah mengambil perhiasan emas, pelaku langsung keluar kamar dan berencana kabur.
“Pelaku berpamitan berpura-pura untuk membeli makan dan akan kembali lagi. Namun setelah saya cek, didalam kamar ternyata almari ibu telah terbuka. Saat itu saya baru saja sadar bahwa keduanya adalah pencuri. Saya bingung hingga menunggu anak ibu pulang sekolah, “ lanjut Ike
Setelah Hening pulang sekolah, diapun diberitahu oleh Ike bahwa almari kamar ibunya dimasuki maling. “Hening kemudian langsung menelepon saya. Saat saya pulang perhiasan dalam 2 cawan telah lenyap. Tapi, masih ada perhiasan lainnya tidak ikut dicuri,” ujar Ari Mukti. (hud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar